Anak kecil yang bernama Ponari langsung naik daun setelah ia mendapatkan "batu petir" yang katanya dapat menyembuhkan penyakit yang diderita seseorang. Ponari seakan memperoleh kemampuan untuk menyembuhkan penyakit dan hanya dari mulut ke mulut, kemampuan Ponari menjadi tersebar, dikenal orang banyak dan dipercaya bisa menyembuhkan.
Sempat terpikir oleh saya, jika Ponari ini lahir 1500 atau 2000 tahun yang lalu, kemungkinan besar saat ini kita akan mengenal seorang sosok "Tuhan"/"Anak Tuhan" yang mempunyai kemampuan menyembuhkan dengan simbol "Batu", betul ?
Hal ini bisa menjadi candaan bagi manusia saat ini, tapi ia tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan oleh kemampuan Ponari saat ini saja dan berapa banyak orang mempercayai nya serta berapa banyak pula orang yang mencela nya.
Seperti itu pula lah, gambaran sosok manusia yang dianggap sebagai "Tuhan"/"Anak Tuhan"/"Nabi"/"Utusan" yang kita kenal saat ini, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dan tersebar luas menjadi suatu batu loncatan untuk menjadi sosok baru, setelah itu akan dikenang orang setelah sosok itu tiada, bahkan cerita kehidupan bisa menjadi dramatis dan mengagumkan...
Ada teman saya mengatakan "Itu kan tahayul, masa batu bisa menyembuhkan, toh ada juga yang ga sembuh". Dia bisa mengatakan demikian karena ia mempercayai hal yang sama tapi berbeda sosok (seorang nasrani). Apakah konsep kesembuhan ilahi yang di elu-elu kan kalangan Gereja memberikan jaminan bahwa "pasti sembuh", siapa yang berani menyatakan hal itu dan siapa berani memberi jaminan kepastian tersebut ?
Tuhan yang ada, juga merupakan sosok yang diciptakan dari generasi ke generasi untuk menjawab kekaguman dan ketidaktahuan atas apa yang ada dialam semesta, siapa yang bisa memberikan jaminan bahwa Tuhan itu ada ? Jika segala sesuatu itu ada, karena pasti diciptakan, berarti itu juga menyatakan bahwa Tuhan juga ada yang menciptakan, tidak ada kekhususan disini.
Apakah tindakan Ponari salah ? tidak, saya bisa menspekulasi dengan mengatakan bahwa tindakan dia merupakan perwujudan "Kasih"/"Cinta Kasih" nya kepada manusia, bahkan Ponari mengorbankan masa kecilnya untuk menyembuhkan orang banyak, keringat bercucuran, kurang tidur sampai sakit karena kelelahan menolong orang lain dan yang lebih penting, Ponari melakukan hal mulia ini sejak ia berusia belia (bandingkan dengan kuasa manusia keturunan yahudi yang dikenal sebagai "Anak Tuhan" yang tiba-tiba memperoleh title nya tersebut setelah menghilang 8 tahun dan melakukan karya nya setelah usia kepala 3)
Masih kah kita mau terkukung dalam permainan kata-kata, sensasi dan kekaguman yang nampak seakan nyata didepan kita tanpa sikap kritis akan kebenaran ?
Fenomena Ponari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar