Ada 1 keluarga (suami-istri dan 2 anaknya) keturunan chinese datang ke rumah keluarga saya yang kebetulan membuka depot makan. Setelah masuk, si istri duduk dan komat-kamit ga jelas, spontan saya berpikir "apakah ibu ini terganggu jiwa nya ?", setelah saya perhatikan, ternyata si istri tersebut berdoa.
Setelah makanan diantarkan ke meja mereka, si istri lalu bercerita ke 2 anaknya, kalo masuk ke rumah (depot maksudnya) ini harus berdoa dulu untuk menghindari kuasa setan. Ehm, apakah karena di rumah itu banyak ornamen chinese seperti patung-patung khas dewa-dewi chinese dan meja penghormatan leluhur ? Setelah itu si istri mengait-ngaitkan hal yang ada dengan angka 6 dan mengatakan klo angka 666 didalam alkitab berarti Lucifer.
Ada beberapa kejadian lagi, seperti pendeta kristen yang suka memukul umat nya, lia eden yang mengaku sebagai nabi dan lainnya. Apakah itu menyatakan seseorang yang krisis akan jatidiri, mencari pertolongan dan pengharapan diluar dirinya, kemudian berspekulasi dan berimajinasi atas pertolongan dan pengharapan itu versi dunia dalam imajinasinya sendiri yang dianggap benar oleh dirinya.
Dari beberapa kejadian, yang paling ekstrem adalah kelompok JI yang merasa benar atas tindakan jihad mereka yang keras dan berani menghilangkan nyawa orang lain, padahal telah di ajarkan dalam ajaran agama mereka, bahwa pemilik nyawa manusia adalah Tuhan mereka, bukan diri mereka. Belum lagi mereka mentafsirkan Kitab Suci mereka dengan pola pikir mereka sendiri, sehingga muncul paham tersendiri bagi diri mereka dan percaya jika mereka melakukan tindakan kekerasan kepada orang Kafir adalah suatu amal yang mulia dan mendapatkan pahala di surga kelak.
sampai segitu jauhnya seseorang dapat berpikir, apakah semakin dalam seseorang mendalami ajaran agama, maka dapat menyebabkan seseorang menjadi gila ? dengan melihat kejadian demi kejadian yang ada...
Mendalami agama, bisa gila ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Terima kasih telah mengunjungi blog saya, rajin-rajin membuka blog saya ya dan jangan mudah terpancing emosi nya.
Bagi rekan yang ingin berkomentar, tolong serta kan emailnya, jadi bukan seperti anak kecil, setelah melempar kemudian lari bersembunyi.
Posting Komentar