Coffee Morning

Anda harus lebih Berani daripada yang Anda yakini, Anda harus lebih Kuat daripada yang tampak dan Anda harus lebih Pintar daripada yang Anda kira. AA Milne (1882-1956)

Pencipta dan Hasil Ciptaan (Bagian III)

Setiap agama menawarkan konsep Ketuhanan yang berbeda-beda dengan iming-iming keselamatan kekal yang menjadi umpan dalam menjaring umat sebanyak-banyaknya dan setiap agama juga memiliki sosok Tuhan sebagai pencipta yang menjadi ikon dari suatu agama yang juga digunakan untuk usaha promosi dengan memaparkan keistimewahan/kemampuan dari sosok Tuhan nya.

Namun saat ini muncul beberapa agama yang tentunya juga menawarkan konsep Ketuhanannya masing-masing, sehingga cukup membingungkan, sosok Tuhan mana yang paling mendekati kebenaran dari sosok si pencipta alam semesta ?

Jika ada yang mengatakan bahwa pencipta dari agamanya yang paling benar, karena jumlah pengikutnya, maka bisa dikatakan sungguh memalukan karena tidak ada patokan kebenaran didalam kata jumlah...

Sayangnya pencipta dari suatu agama tidak pernah menampakkan batang hidungnya kepada khayalak ramai atas keberadaannya dan sungguh ironis si pencipta tidak pernah mengumandangkan serta menyatakan keberadaanya sejak awal penciptaan sampai saat ini, sehingga muncul berbagai Tuhan yang jumlahnya begitu banyak saat ini...

Kenapa hal ini tidak terpikirkan oleh si pencipta ? Setidaknya si pencipta yang Maha Mengetahui seharusnya mengetahui, bahwa ego manusia akan membentuk karakter Tuhan (dirinya) hasil kreasi manusia yang dapat menimbulkan banyak kontra, pertikaian, permusuhan, perdebatan, pembunuhan bahkan peperangan...

Alangkah bijaknya jika si pencipta menyatakan diri nya dari awal penciptaan sampai saat ini, saya yakin tentunya tidak bermunculan berbagai macam agama dengan konsep ketuhanannya masing-masing hasil kreasi manusia, karena kita akan mengenal 1 pencipta dan semua manusia terangkul dalam 1 agama, juga tidak akan pernah terjadi pertikaian, permusuhan, perdebatan, pembunuhan, peperangan mengatasnamakan si pencipta dan dunia menjadi lebih baik... tapi apa yang terjadi saat ini ?

Ada suatu konsep agama yang menyatakan bahwa segala sesuatu ada karena diciptakan dan tidak mungkin muncul begitu saja. Sehingga bisa dikatakan bahwa si pencipta (Tuhan) itu ada karena ada yang menciptakannya pula... tidak ada kekhususan disini. Apakah ini juga menyatakan bahwa Tuhan sebagai pencipta merupakan hasil kreasi dan imajinasi manusia yang diturunkan dari generasi ke generasi sehingga tidak ada yang pernah tau siapa sosok Tuhan sebagai pencipta itu sesungguhnya ?

Konsep penciptaan ini dapat dituangkan dalam suatu cerita "Panggung Sandiwara" dimana rencana si pencipta merupakan script/naskah yang telah ditulis dan diatur sebelumnya oleh penulis/sutradaranya, sang sutradara mengatur peran dari setiap pemaian (nasib) yang dipilih oleh nya dan si pemain diberikan suatu kebebasan dalam mengimprovisasi perannya.

Jika si pemain melakukan kesalahan dalam memainkan perannya, si sutradara dapat memaafkannya jika si pemain mau mengakui kesalahannya dan percaya pada si sutradara bahwa perannya ini adalah yang terbaik dan cocok dengan dirinya tanpa boleh protes atau menolaknya. Namun si sutradara akan marah besar dan menghukum si pemain jika ada pemain yang menentang/berlawanan dengan keinginannya (kehendak) yang telah ia tentukan dan tidak boleh diganggu gugat.

Si sutradara akan iri jika ada pemain yang mencari sutradara lain dalam mengekplorisasi kemampuan aktingnya, bahkan si sutradara tidak segan-segan mengancam bahkan membunuh si pemain jika tidak menurutinya.

Si sutradara menawarkan tawaran yang mengiurkan sebagai imbalan jika si pemain memainkan perannya dengan baik dan percaya atas cerita yang telah di susun oleh sutradara, agar cerita dapat diselesaikan dengan baik.

Setiap pemain harus menjalankan semua perannya sendiri-sendiri, jika ada yang mengeluh boleh curhat 4 mata dengan si sutradara, jika si sutradara tidak sibuk kemungkinan besar keinginan dari pemain dapat dikabulkan olehnya, namun jika si sutradara sangat sibuk bisa jadi keinginan dari pemain terlupakan bahkan tidak akan dikabulkan.

Namun jika cerita yang telah disusun (rencana) oleh sutradara telah selesai, maka selesailah "Panggung Sandiwara", para pemain dibuang begitu saja dan tidak digunakan lagi. Berakhir lah 1 episode yang merupakan karya iseng-iseng dari sutradara yang kesepian dalam kesendirian...

Apakah kita telah berpikir kritis untuk memperoleh jawaban atas kehidupan atau bersikap masa bodoh dan menerima saja apa adanya tanpa perlu mengetahui kebenarannya ?

0 komentar: